Denim & Jeans, Serupa Tapi Tak Sama
Penyebutan denim dan jeans seringkali menimbulkan kerancuan. Ada beberapa orang yang menyebut celana jeans, ada pula yang mengatakan celana denim, jaket denim atau rok jeans. Apakah denim bisa disebut jeans, atau sebaliknya?
Menurut Respati Hafidz, pendiri situs komunitas jeans darahkubiru, denim dan jeans bisa dikatakan berbeda. Denim adalah jenis bahan, sementara jeans adalah produk (celana) yang terbuat dari denim.
"Denim itu bahannya, jeans itu produk dari denim karena (sejarah) denim sendiri lebih lama lagi," jelas pria yang akrab disapa Direz ini, saat diwawancara wolipop di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan.
Bahan denim berasal dari sebuah kota di Prancis, bernama Nimes. Awalnya bahan ini disebut Serge de Nimes, lalu kemudian dipersingkat menjadi denim (de Nims). Denim merupakan material kain yang kokoh terbuat dari katun twill. Teksturnya mirip karpet namun lebih tipis dan halus. Pertama kali diciptakan, denim hanya memiliki satu warna yaitu indigo. Tapi seiring berkembangnya zaman, dibuatlah warna-warna lain seperti hitam, abu-abu, putih khaki, dan warna-warna terang di antaranya pink, hijau dan biru terang.
"Begitu dipakai sama Levis jadi celana, barulah namanya jeans," tutur Direz.
Jeans sendiri merupakan sebutan khusus untuk celana denim. Pertama kali diciptakan oleh Jacob Davis dan Levi Strauss pada 1873. Awalnya jeans didesain untuk para koboi dan pekerja kasar pada era 50-an. Tapi semakin populer tahun 80an hingga sekarang dan dikenakan mulai dari anak-anak, kalangan remaja hingga orang dewasa. Dari masyarakat umum, selebriti hingga pejabat kala ingin tampil casual.
Sementara itu denim di masa sekarang, lebih sering digunakan untuk menyebut rangkaian busana yang terbuat dari bahan tersebut. Misalnya rok denim, jaket denim, gaun denim, rok denim, sepatu atau tas denim.
Namun dari pengamatan Direz, sekarang ini pengertian denim dan jeans sudah mulai membaur. Orang kini bisa menyebut denim dengan jeans, meskipun secara harfiah artinya berbeda.
"Orang kalau ngomong, 'denim kamu apa?' sama seperti 'jeans kamu apa'. Sudah mirip, kata-kata itu sudah sama aja artinya. Nggak (terlalu beda)," ujarnya.
Jadi, denim atau jeans, meskipun memiliki arti yang berbeda namun sudah menjadi semacam 'bahasa' yang universal di kalangan pemakai dan pencintanya. Tidak ada yang perlu dipusingkan atau dirumitkan dengan penggunaan dua kata tersebut.
"Itu interpretasi dari masing-masing orang saja," tutup pria berusia 27 tahun ini.
sumber : http://wolipop.detik.com